Sumber : Alfirah ali, sahabat saya yang jago nulis :)
Ada yang sudah nonton?
Sudah atau belum, silahkan baca ya.. ada banyak kutipan yang saya suka tapi tidak bisa dibuat satu-satu jadi saya buatkan review.
Sebelumnya, terima kasih untuk Ulhy yang sudah merekomendasikan film ini. Semuanya berawal saat obrolan di kakao talk bertemakan “Saya harus bisa dapat cowok yang setidaknya lebih pintar dari saya”.
Dan…film inilah jawabannya.
Boleh saya review sedikit? Tangan gatal mau menulis sesuatu.
Saya memberi rating 3 setengah bintang dari 5 bintang untung film ini. Kenapa? Karena ada beberapa adegan yang bergenre “dewasa”.
Awalnya saya kira You Are The Apple Of My Eyes itu semacam film motivasi sejenis Dream High atau GOS. Tapi ternyata bukan, ini film Komedi romantis. Boleh disimak sedikit synopsis yang saya buat sendiri lengkap dengan part-part yang membuat saya “mengulang dua kali”
---
Shen Cia-Yi
Ko Ching Teng
Shen Chia-Yi adalah siswi terpandai di sekolahnya, selalu mendapat peringkat pertama dan tentu saja reputasi yang bagus. Berbeda dengan Ko Ching Teng. Laki-laki ini pernah mengatakan bahwa “Tidak akan ada perubahan antara jarak antara siswa terpandai dan siswa terburuk”.
Saat kenaikan kelas, Ko Ching Teng mendapat pembagian tempat duduk di depan Chia Yi. Dan itu merupakan kutukan bagi keduanya.
Sebenarnya, tidak ada yang merasa tidak beruntung bisa dekat dengan gadis cantik itu, tapi Ko ching Teng merasa bahwa predikat mereka sudah sangat bertolak belakang.
Suatu hari, Chia Yi mendapat masalah karena tidak membawa buku bahasa inggrisnya. Padahal guru bahasa inggris adalah guru yang paling ditakuti di sekolah mereka. Ko ching Teng merasa mendapat kesempatan agar bisa menjatuhkan Chia Yi. Tapi entah kenapa dia menyerahkan bukunya dan bersedia dihukum berat. Sejak saat itu, Chia Yi merasa bahwa dia harus bisa mengubah pemikiran laki-laki itu.
Chia Yi membantu Ko Ching Teng belajar, meskipun awalnya sangat sulit membuatnya mengerjakan latihan yang bisa membantunya mendapatkan setidaknya nilai 50. Nilai Ko chinteng benar-benar buruk.
Lalu mereka membuat taruhan, saling mengalahkan saat ujan semester. Dengan rambut sebagai taruhannya. Jika Ko Ching Teng bisa mendapat peringkat pertama, maka Chia Yi harus mengikat rambutnya selama satu bulan dan jika Chia Yi menang, maka Ko Ching Teng harus mencukur rata rambutnya.
Mereka setuju dan melewati hari-hari dengan belajar. Berusaha saling mengalahkan.
Tapi akhirnya, Ko Ching teng tetap kalah. Dan itu membuatnya harus menaati perjanjian.
Suatu malam ketika mereka berdua menghabiskan waktu belajar bersama, Ko Ching Teng pergi tanpa pamit dan membuat Chia Yi ketakutan, tapi akhirnya dia kembali dengan rambut yang sudah dicukur rata.
Esoknya, Ko Ching Teng dibuat terkejut karena Chia Yi datang ke sekolah dengan mengikat rambutnya, padahal gadis itu menang. Saat itu Ko Ching Teng merasa telah mendapat jawaban mengapa ia mau berusaha keras belajar selama ini.
Singkat cerita, mereka telah menyelesaikan masa SMA. Teman Chia Yi bertanya saat mereka duduk di tepi lapangan tentang siapakah laki laki yang disukai oleh Chia Yi, karena sejak SMP gadis itu menjadi rebutan. Chia Yi membisikkan sesuatu lalu mereka tertawa dan berpelukan.
Hubungannya dengan Ko Ching Teng pun semakin dekat, suatu malam Ko Ching Teng mendapat telepon dari Chia Yi dan mereka bertemu di suatu taman. Chia Yi menangis.
Gadis itu dinyatakan gagal dalam ujian masuk universitas. Entah harus berbuat apa, Ko Ching Teng hanya diam dan mengelus punggung gadis itu. Chia Yi menangis sepuasnya.
Mereka tidak pacaran, tapi Chia Yi mengetahui perasaan Ko Ching Teng padanya. Setiap malam mereka menghabiskan waktu dengan mengobrol lewat telepon. Ko Ching teng melarang Chia Yi untuk dekat dengan laki-laki manapun di kampusnya dan ia juga berjanji tidak akan dekat dekat dengan wanita wanapun dikampusnya. Sekali lagi, mereka tidak pacaran. Hanya menjaga hati masing-masing.
Suatu hari, mereka menghabiskan waktu bersama. Dan Ko Ching Teng mengungkapkan parasaannya. Mereka menulis sesuatu dibalik sebuah lentera. Ko Ching Teng tidak menginginkan jawaban. Maka hubungan mereka hanya berjalan terus tanpa saling terikat.
Suatu malam, Ko ching teng berniat menunjukkan sesuatu yang dapat membuat Chia Yi terkesan. Ia memilih tampil dalam sebuah pertandingan perkelahian. Chia Yi melihatnya dan merasa kecewa. Bukan hal yang seperti itu yang bisa membuatnya terkesan. Ia marah dan menyuruh Ko Ching teng berhenti mengejarnya. Hubungan mereka terputus di situ.
Beberapa tahun kemudian, gempa bumi melanda Taipei. Ko Ching Teng berusaha menghubungi Chia Yi setelah sekian lama mereka lost contact. Ia berlari mencari signal di tengah kepanikan orang-orang.
Di tempat yang lain, Chia Yi menerima teleponnya. Mereka bercakap seperti teman lama yang baru saja menerima kabar satu sama lain.
Tapi ada yang aneh…
Chia Yi terlihat menggandeng seseorang.
Scene malam itu berhenti saat Chia Yi menatap bulan dan berterima kasih kepada Ko Ching Teng karena pernah menyukainya.
Cerita melompat ke ending.
Ehem. Ada yang mengharapkan happy ending?
Ya, film ini memang berakhir dengan happy ending tapi bukan seperti yang diharapkan.
Oke, saya sertakan part-part yang saya suka.
---
Chia Yi menyerahkan kertas latihan Ko Ching Teng yang telah dikoreksinya. Hampir semuanya salah.
“Kerjakan kembali di rumah!”
“Ugh, belajar itu membosankan!”
Chia Yi tersenyum.
“Itulah sebabnya orang yang belajar menjadi cerdas.”
---
Chia Yi memberikan buku paket dan soal-soal latihan pada Ko Ching Teng saat melihat laki-laki itu sedang membersihkan sepedanya.
“Kerjakan yang telah kutandai, dan itu akan membuatmu mendapat nilai 50 di kuis berikutnya.”
“Hanya 50?”
“Aku tidak mengatakan bahwa mendapat nilai tinggi itu mudah”
Ko Ching Teng tidak mempedulikan.
“Kenapa aku harus mendengarkanmu? Apa aku berhutang padamu?”
“Karena aku tidak mau menganggapmu remeh.”
“Sial! Kau boleh menganggap remeh semua anak yang memiliki nilai jelek.”
Shen Chia Yi menghela nafas.
“Yang aku anggap remeh bukan siswa dengan nilai jelek, tapi siswa yang tidak pernah belajar tapi selalu complain dengan siswa yang belajar..”
---
Ko Ching Teng merengut saat Chia Yi menusuk punggungnya dengan ujung pupen. Laki-laki itu mengerti dan mengambil sesuatu yang diminta Chia Yi.
“Wow kau jenius..”
Ko Ching Teng berbalik.
“Tidak masalah bagiku untuk menyelesaikan ini semua. Tapi aku berani bertaruh, aku akan tetap hidup baik baik saja di masa depan meskipun aku tidak menguasai logaritma..”
Shen Chia Yi mengangguk.
“Kau percaya?”
“Ya, aku percaya.”
“Lalu, kenapa kau masih belajar?”
Gadis itu tersenyum.
“Ada banyak hal yang sia-sia dalam hidup kita..”
“Ugh, kau berbicara seperti orang dewasa..”
“Naif tidak akan membantu sama sekali dalam hidupmu.”
“Darimana kau tahu?”
Chia Yi menatap kertas di hadapannya.
“Ada banyak hal yang tidak masuk akal, kau harus tahu sebelum melakukannya..”
---
Ko Ching Teng sedang bergurau bersama keempat temannya di tepi lapangan ketika Shin Chia Yi melintas.
Gadis itu mengucir rambutnya, rapi dan cantik.
Ia baru saja memenangkan taruhan. Ko Ching Teng yang kalah terpaksa mencukur rata rambutnya.
“…Aku tidak mengerti kenapa Chia Yi mengikat rambutnya padahal dia menang, tapi saat itu aku sadar, belajar adalah sesuatu yang menyenangkan…”
---
Uang kas menghilang.
Petugas keamanan sekolah mengintrogasi teman-teman kelas Chia Yi, dan menuduh bahwa salah satu diantara mereka psti pencurinya.
“Sekarang keluarkan kertas dan pena! Tuliskan nama orang yang kalian curigai!”
Salah seorang siswa kelas berdiri.
“Bagaimana bisa kau menyuruh kami mencurigai teman kelas sendiri?”
Sontak semua wajah menegang.
Ko Ching Teng ikut berdiri.
“Pak, kau sampah!”
“Apa kau bilang?!”
“Aku bilang, kau sampah!”
“KAU! SERAHKAN TAS MU SEKARANG JUGA!!”
Shen Chia Yi spontan berdiri.
“Kau tidak bisa melakukan itu!”
“Apa?”
“Kau tidak bisa menyuruh kami memilih! Kau tidak bisa menyuruh kami mencurigai teman kelas kami sendiri, biaya itu bisa dikumpulkan lagi, itu bukan masalah”
“Kau! Jangan berfikir kau bisa berkata sesuka hatimu karena nilaimu bagus! Serahkan tas mu juga!”
Teman kelas lain ikut berdiri.
“Kami tidak mau!! Kami bukan pencuri!!!”
“KAU sampah!!”
Kini semua siswa berdiri.
“Kau sampah, Pak!”
“Berikan semua tas kalian!!”
Dan seluruh tas di kelas itu dilemparkan ke wajah petugas keamanan sekolah.
---
Shen Chia Yi menangis sesenggukan di lorong sekolah, Dia dan keempat temannya termasuk Ko Ching Teng dihukum.
“Jangan melihatku seperti itu..memalukan”
“Tidak juga, kau keren!”
“Jangan terlalu serius, Shen Chia Yi..”
“Rasanya menyenangkan menjadi siswa buruk sekali-sekali..”
Chia Yi menahan tangisnya.
“Ini memalukan..”
“Sejak SMP sampai sekarang, aku merasa kau selalu lebih baik dariku” Ko Ching Teng menatap Chia Yi.
“Kau sangat cantik Chia Yi, bahkan saat kau menangis, kau selalu terlihat cantik..”
Shen Chia Yi menghapus airmata nya lalu tertawa.
---
“..Ini bukan seperti ujian yang semua soalnya kompleks dan harus dijawab, dalam kehidupan nyata ada banyak hal yang tidak dapat ditemukan jawabannya..”
---
“..Shen Chia Yi, Bukankah mereka naïf?”
Chia Yi menatap Ko Ching Teng dan teman-temannya yang sedang bermain.
“Ya, naïf sekali..”
“Kau tidak akan jatuh cinta pada orang naïf, bukan?”
“Hm,”
“Di antara mereka, siapa yang paling naïf?”
“..Ko Ching Teng..”
---
“..Kau ingin jadi apa?”
Ko Ching Teng menatap pantai di depannya.
“Aku ingin jadi orang hebat..”
“Apa itu? tidak menjelaskan sama sekali..”
“Apa artinya menjadi orang hebat?”
“Aku ingin melakukan perubahan kecil pada dunia karenaku..”
Chia Yi tersenyum.
“Kalau kau? Kau ingin jadi apa?”
“..sebenarnya…aku tidak pernah punya khayalan untuk masa depan..”
---
Chia Yi menangis tersedu di bangku taman.
Ko Ching Teng menghampirinya.
“Aku hanya tau belajar..”
“Aku hanya tau belajar..”
Ko Ching Teng terdiam.
“Dari SMP sampai SMA, aku hanya bisa belajar.. tapi aku malah gagal dalam ujian..”
Shen Chia Yi menahan tangisnya.
Ko Ching Teng melepas kaos nya dan menyerahkannya pada gadis itu.
Shen Chia Yi terdiam. Tapi tangannya meraih kaos itu dan menutupi wajahnya, menangis sejadi jadinya.
“Tidak peduli seberapa jauh yang kau tuju… aku hanya ingin mengatakan sesuatu..”
“Jangan mengatakn kau menyukaiku sekarang..”
Ko Ching Teng terdiam.
“Kau sudah tau kalau aku menyukaimu..”
Shen Chia Yi mengeraskan tangisnya.
Tangan Ko Ching Teng terulur.. mengusap punggung gadis itu lembut.
---
“…nanti njika kau berada di universitas, jangan biarkan laki-laki mendekatimu, ok?”
Chia Yi tersipu.
“Apa yang kau bicarakan?”
Keduanya menunduk.
---
“..Bisakah minggu depan kau tidak usah datang ke pesta dansa?” Ko Ching Teng menyahut dari ujung telepon.
“..Kenapa?”
“Kita memang tidak pacaran, aku bukan pacarmu. Tapi bagaimana mungkin seseorang yang tidak pernah mengejarmu bisa berdansa denganmu? Bahkan aku belum pernah memegang tanganmu..”
---
“..Ko Ching Teng, kau benar-benar menyukaiku?”
“Tentu!”
“..Aku tidak sesempurna yang kau bayangkan, ada sisi dalam diriku yang tidak kau ketahui, mungkin Shen Chia Yi yang kau sukai hanya imajinasimu saja..”
“Aku tidak berimajinasi seperti itu..”
---
Ko Ching Teng dan Chia Yi berhadapan sambil memegang lentera besar sambil menulis sesuatu.
“Apa yang kau tulis?”
“Sesuatu tentang dirimu juga..”
Mereka terdiam, bersiap menerbangkan lentera itu.
“Shen Chia Yi, aku menyukaimu..aku sungguh-sungguh menyukaimu, suatu hari aku ingin kau menjadi pacarku..”
Chia Yi tersenyum dibalik lentera.
“Kau ingin tahu jawabannya?”
“Tidak!”
Shin Chia Yi terlihat kecewa.
“Aku tidak memintamu menjawab..”
“Bukankah kau benar-benar ingin tahu?”
“Tidak, tolong jangan beritahu aku sekarang..”
Ko Ching Teng terdiam sebentar.
“BIarkan aku tetap menyukaimu..”
Mereka menerbangkan lentera itu.
----
“Hai! Aku tidak melihatmu, kau lihat orang-orang itu? mereka mengagumkan!”
Ko Ching Teng menghampiri Chia Yi setelah selesai melakukan pertandingan perkelahian,
“Lucu?” Cia Yi menyahut.
“Tentu saja, aku senang kau di sini..”
“Aku serius, apa itu benar-benar lucu?”
Ko Ching Teng terdiam heran.
“Kenapa kau begitu?”
“Apa arti dari permainan ini?”
“Bukankah ini keren? Pertarungan antara dua laki-laki..”
Shen Chia Yi menatap marah.
“Ko Ching Teng, kenapa kau begitu naïf?”
“Naif?”
“Sangat naïf, apa kau mendapat pelajaran dari semua ini?”
“Pelajaran? Apa kita membutuhkan pelajaran dari setiap yang kita lakukan?”
“Kau naïf, kau hanya melukai dirimu.”
“Aku naïf?”
“Kau naïf!!”
“Kenapa kau selalu menentang hal yang membuatku senang?”
“Apa hal yang menyenangkan yang kau maksud itu adalah menyakiti dirimu?”
Ko Ching Teng menahan emosi.
“Benar! Aku menyukaimu karena aku naïf!Ya, aku mengejarmu begitu lama Karena aku naïf!”
“Kalau begitu berhentilah mengejarku!!”
Ko Ching Teng berbalik.
“Bodoh!!!’
“Benar, aku bodoh!”
“Sangat bodoh!”
“Hanya orang bodoh yang mau mengejarmu begitu lama!”
“Kau tidak tau apa-apa!”
“Benar, aku tidak tau apa-apa!”
Shen Chia Yi menangis.
---
“..Aku senang mengetahui kau baik-baik saja..”
“..Terima kasih..”
Ko Ching Teng terdiam di ujung telepon.
“Sampai jumpa..”
“Aku sungguh terharu..”
“Terharu tentang apa? kau adalah gadis yang kukejar bertahun tahun, jika kau tidak ada, siapa lagi yang bisa kuhubungi untuk bercerita tentang kenangan kita?”
“Kau tidak menghubungiku selama dua tahun..”
“Kau juga..”
“Apa yang kau lakukan ahir-ahir ini?”
“Tidak ada, aku hanya terus belajar..bagaimana denganmu? Apa kau suka bolos sekolah?”
“Tentu saja, aku tidak suka sekolah, aku hanya ke sekolah untukmu”
“Kedengarannya sangat manis..”
Keduanya terdiam.
“Apa kau punya pacar sekarang?”
“Kenapa aku harus memberitahumu?”
“Kenapa kau putus dengan A-He?”
“Aku pikir dia tidak menyukaiku seperti kau menyukaiku..”
“Dia benar-benar menyukaimu..”
“Sulit merasa menyukai seseorang karena tidak ada yang sepertimu, meski banyak yang mengejarku..”
“Wah, kau ada kemajuan..”
“Jangan merusak suasana..”
Ko Ching Teng menghela nafas.
“Shen Chia Yi..”
“Hm..”
“Boleh aku bertanya? Kenapa kau tidak mau jadi pacarku?”
Chia YI terdiam sebentar.
“Orang-orang selalu berkata padaku, bahwa masa yang indah dalam cinta adalah saat kasmaran (PDKT), setelah bersama, banyak perasaan akan hilang. Jadi aku membiarkanmu mengejarku lebih lama, karena kalau kau berhenti maka perasaanmu akan hilang..”
“Kau menyebalkan..”
---
“Shen Chia Yi.. apa kau percaya ada dunia setelah kematian?”
Chia Yi mendengar dari ujung telepon
“Mungkin kita akan bersama di dunia itu..”
“Aku iri pada mereka..”
Ko Ching Teng terdiam.
“Terima Kasih pernah menyukaiku..”
“Aku juga menyukai diriku yang menyukaimu pada saat itu..”
---
(flashback scene)
Shen Chia Yi membisikkan sesuatu pada temannya
“…Jika Ko Ching Teng mengatakan perasaannya padaku, aku akan sangat senang..”
Mereka tertawa lalu berpelukan.
---
Lentera yang mereka pegang diterbangkan.
Di salah satu sisinya tertulis.
Ya.. Mari kita pacaran..
---
“..aku salah, saat orang mengira bahwa kau akan bahagia jika bersama orang yang kau cintai, aku benar-benar salah.. lebih bahagia jika kau melihat orang yang kau cintai itu bahagia bersama orang lain..”
---
“Aku akan selalu naïf..”
Ko Ching Teng dan Shen Chia Yi berdiri berhadapan.
“Ya, kau naïf!”
Mereka berdua tersenyum.
---
Sebuah rangkaian bunga terpajang di sudut ruangan.
“Selamat berbahagia, orang yang aku cintai..”
Nah, selesai.
Ceritanya sederhana. Sederhana sekali, itu part-part yang membuat saya “Mengulang dua kali”.
Mereka saling menyukai, tapi tidak pernah berpacaran, ahirnya mereka menemukan kebahagiaan masing masing. Ending yang bagus, bukan?
Selamat menonton, yang belum menonton.
0 komentar:
Posting Komentar